Kenaikan BBM sdh diputuskan, apa kata Anda?
Copas argumen Kwik Kian Gie, berikut argumennya.
Kwik Kian Gie: "Istilah 'BBM Bersubsidi' adalah Pembohongan
Publik!"
Berapa sebenarnya keuntungan Pemerintah dari minyak (asumsi bensin
premium)?
1 barel = 159 liter
1 USD = Rp12.000
Menurut Kwik Kian Gie, biaya untuk mengangkat minyak dari perut bumi
(lifting) + biaya pengilangan (refining) + biaya transportasi rata-rata ke
semua pompa bensin adalah 10 USD, atau jika dalam rupiah 10 : 159 x 12.000 =
Rp754,7 dibulatkan = Rp755/liter. Jadi sebenarnya
dengan menjual premium Rp6.500/liter, Pemerintah sudah untung sebesar 6.500 -
755= Rp5.745/liter. Sekarang tinggal dikalikan berapa liter kebutuhan
(konsumsi) dalam negeri, itulah 'keuntungan' yang diperoleh Pemerintah dari
hasil jualan bensin premium pada rakyatnya sendiri!
Minyak dari perut bumi sendiri dan menurut UUD’45 Pasal 33 untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia: jangankan GRATiS, malah rakyat disuruh beli
dengan harga Rp6.500? Sekarang Pemerintah mau ambil untung berapa rupiah lagi
dengan menaikkan BBM menjadi Rp9.500?
Subsidi itu ada kalau Pemerintah merugi, artinya harus ‘nombokin’
(memberi bantuan tunai). Kenyataannya dengan menjual Rp6.500 per liter,
Pemerintah masih untung, bahkan untung besar. Lantas, di mana letak subsidinya?
Pemerintah selalu bilang “Rugi, tekor, dll…!” Di mana ruginya? Di mana
tekornya? Istilah 'BBM bersubsidi' adalah pembohongan publik!
Sekarang yang juga jadi pertanyaan adalah “Adakah negara-negara di
dunia ini yang menjual minyaknya (untuk konsumsi dalam negerinya) dengan harga
di bawah harga pasar (harga New York Mercantile Exchange/NYMEX)?” Jawabnya ada!
Beberapa negara yang menjual minyak di bawah harga NYMEX, di antaranya:
1. *
Venezuela Rp 585/liter
2. *
Turkmenistan Rp 936/liter
3. *
Nigeria Rp 1.170/liter
4. *
Iran Rp 1.287/liter
5. *
Arab Saudi Rp 1.404/liter
6. * Libya
Rp 1.636/liter
7. *
Kuwait Rp 2.457/liter
8. *
Qatar Rp 2.575/liter
9. *
Bahrain Rp 3.159/liter
10. *
Uni Emirat Arab Rp 4.300/liter
11. * Indonesia Rp 8.500/liter
Selama bertahun2, rakyat cuma ‘dikibulin’ Pemerintah! Apakah hal
ini akan akan terus berlanjut pd masa pemerintahan Jokowi-JK ???
1.
Yang usianya masih muda, belum menikah, biaya
hidup masih ditanggung oleh orang tua.
2.
Yang hidupnya cukup mapan dari segi finansial,
jadi harga BMM dan sembako naik, bagi mereka tak terlalu masalah. Mereka inilah
yang biasanya pake argumen dan analisis2 yang SEOLAH-OLAH ILMIAH untuk
mendukung kenaikan harga BBM.
3.
Para pencinta buta yang punya prinsip,
"Biarlah hidupku menderita karena harga BBM naik, yang penting idolaku
hidup bahagia di singgasananya."
4.
Par pencinta yang sebenarnya merasa berat
dengan kenaikan harga BBM. Tapi demi gengsi, mereka pura-pura mendukung.
Mereka ini
sepertinya tidak mikir, bagaimana nasib wong cilik, yang hidup susah, kini
makin susah karena harga-harga naikDulu katanya Jokowi akan membela wong cilik. Sekarang buktinya...??? Ya sudahlah Salam Gigit Jari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar