Jumat, 26 September 2014

KUTBAH JUM'AT



MENELADANI RASULULLAH SAW SEUTUHNYA 






Membaca basmalah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
Mengucapkan salam :
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU
Adzan
Membaca hamdalah :
INNALHAMDULILLAAH,
NAHMADUHUU WA NASTA’IINUHUU
WA NASTAGHFIRUHU
WA NA’UUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI
‘ANFUSINAA WA MIN SYAYYI-AATI
A’MAALINAA MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU
WA MAN  YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU
Membaca syahadat :
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU LAA NABIYYA BA’DAHU
Membaca shalawat :
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN


Membaca ayat alqur’an yang mengajak bertaqwa kepada allah (biasanya khatib membaca ali imran ayat 102)
FA-UUSHIIKUM
WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM

A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM

YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN
WA QAALALLAHU TA’AALAA FIL QUR’AANIL KARIM

AUDZUBILLAAHIMINA SY SYAITOON NIRROJIIM …

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
WA‘ TASHIMŪ BI HABLILLĀHI  JAMĪ‘AW WA LĀ TAFARRAQŪ  WADZ KURŪ NI‘MATALLĀHI ‘ALAIKUM IDZ KUΗTUM A‘DĀ-AN FA ALLAFA BAINA QULŪBIKUM FA ASHBAHTUM BINI‘MATIHĪ IKHWĀNAN WA KUΗTUM ‘ALĀ SYAFĀ HUFRATIM MINAN NĀRI FA ANGQADZAKUM MINHĀ KADZĀLIKA YUBAYYINULLĀHU LAKUM ĀYĀTIHĪ LA‘ALLAKUM TAHTADŪN.
Syadaqallahh...........................!
Membaca ayat alqur’an yang lain sesuai dengan topik khutbah amma ba’du Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
“Mulai berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jum’at yang dirahmati allah”.



...............Khutbah Pertama
Judul................................
MENELADANI RASULULLAH SAW SEUTUHNYA
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan dan kesehatan kepada kita.Dialah pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah tersebut, Allah SWT telah menggerakkan hati kita untuk langkahkan kaki kita menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu ‘melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah shalat Jum’at ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Semoga kecintaan kita kepada‚ beliau SAW, dapat mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para Nabiyyin, shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Selanjutnya, izinkanlah khatib mengingatkan kita semua termasuk diri khotib sendiri untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena tidak ada bekal terbaik yang dapat menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak kecuali taqwa. Tidak ada pula derajat kemuliaan yang pantas disematkan kepada seseorang kecuali derajat ketaqwaan†¦ Inna akramakum indaLlahi atqakum… Dengan taqwa kepada Allah inilah kita berupaya menjalani kehidupan sehari-hari kita.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia
Di bulan Rabi’ul Awwal ini, masyarakat kita terbiasa memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Berbagai acara diselenggarakan untuk memeriahkan hari tersebut. Bahkan istana Negara‚ sejak masa pemerintahan Bung Karno hingga hari ini telah rutin menyelenggarakan acara untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Berbagai ekspresi kecintaan diungkapkan. Berbagai nasihat untuk meneladani kehidupan Rasulullah SAW. juga telah sering disampaikan. Namun, sudahkah berbagai kegiatan /ajakan tersebut telah menghantarkan ummat ini untuk sungguh-sungguh meneladani Rasulullah SAW ? Atau akhirnya, ia hanya menjadi seremoni hampa tanpa makna.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Rasulullah SAW tidak pernah meminta ummatnya untuk merayakan hari lahirnya. Tidak pula para sahabat nabi, yang jelas-jelas mereka adalah kaum yang mencintai Rasulullah SAW. Akan tetapi, upaya meneladani kehidupan Rasulullah SAW. sebagaimana yang sering dinasihatkan dalam peringatan Maulid Nabi adalah sesuatu yang sangat penting. Karena, sesungguhnya keimanan kita kepada Allah Ta’ala, tidak akan sempurna sebelum kita menjadikan. Rasulullah SAW sebagai teladan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab [33] : 21)
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa mereka yang meneladani RasuluLlah SAW adalah mereka yang lurus Tauhidnya kepada Allah. Mereka yang selalu mengharapkan keridhaan Allah dan balasan terbaik di kampung akhirat. Mereka yang menghiasi hari- harinya dengan banyak mengingat Allah SWT. Bahkan dalam ayat Al- Qur’an lainnya, Allah Ta’ala menegaskan bahwa syarat mendapatkan cinta-Nya adalah mengikuti jejak langkah (sunnah) Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam.
Katakanlah: € Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran [3] : 31)
Untuk itu mengikuti sunnah Rasulullah SAW adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim. Ini merupakan konsekwensi dari syahadat kita yang kedua, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW. juga merupakan jalan keselamatan dalam kehidupan akhir  zaman.
 Jamaah Shalat Jum’At Yang Semoga Dirahmati Allah.
Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Irbadh ibn Sariyyah radhiyaLlahu : Aku telah tinggalkan kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak Habasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan menurutinya. †(Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunannya nomor 43, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya nomor 16519)
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Sesungguhnya yang dimaksud dengan sunnah Rasulullah SAW bukanlah hal-hal tertentu saja dalam kehidupan Rasulullah SAW. Bukanlah terbatas dalam masalah ubudiyyah (shalat, zakat, shaum dan sejenisnya) saja.
Akan tetapi seluruh kehidupan Rasulullah ’adalah sunnah yang harus diikuti. Karena tidak ada satu pun ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW yang keliru. Seluruh segi kehidupan Rasulullah SAW telah terbimbing dengan wahyu.
Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm [53] : 3-4)
Bahkan dahulu para sahabat Rasulullah SAW sangat memperhatikan dan meneladani kehidupan Rasulullah SAW hingga sampai pada masalah-masalah yang kita anggap remeh dan sepele.       ”Untuk itu
Ikhwatal Iman rahimakumullah,
kita tidak boleh memilih-milih aspek tertentu saja dalam meneladani Rasulullah SAW. Tidak boleh kita parsial dalam memahami dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW ini. Karena sesungguhnya, mengamalkan sunnah Rasulullah SAW secara utuh adalah jalan agar kita meraih jannah yang dijanjikan Allah Ta’ala.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: †Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, ” Para sahabat bertanya, †Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan? ”  Nabi menjawab: †Siapa yang taat …kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan. ” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya nomor 6737)
Maasyiral muslimin rahimakumullah†¦
Karena itu, marilah kita meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah SAW. Kita meneladani ibadah beliau SAW. Sebagai contoh misalnya, bagaimana Rasulullah SAW sangat memperhatikan shalat lima waktu, dan berjamaah di masjid dalam melaksanakannya. Hingga dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : ‘Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya (Allah Ta’ala), sungguh aku sangat ingin untuk memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan seseorang untuk adzan, dan orang lain aku perintahkan untuk meng-imam-kan manusia (kaum muslimin). Kemudian aku akan pergi ke rumah ‚para lelaki yang tidak menghadiri shalat berjama’ah dan aku bakar rumah-rumah mereka. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no 608).
Demikian marahnya Rasulullah SAW kepada para laki-laki yang terbiasa tidak hadir shalat berjamaah di masjid, hingga ’Rasulullah berkeinginan untuk membakar rumah mereka. Karena itu jika memang betul kita mencintai Rasulullah SAW, hendaknya kita berusahalah dengan –sungguh-sungguh untuk shalat berjama’ah di masjid. Jangan biarkan masjid-masjid kita kosong. Jika kita tidak bisa hadir berjama’ah di masjid pada waktu siang dan sore, setidaknya hadirilah shalat berjama’ah di waktu shubuh. Jangan sampai muncul benih-benih kemunafikan dalam jiwa kita karena tidak biasa hadir shalat shubuh berjama’ah.
—Dari Abu Hurairayrah radhiyaLlahu ‘anhu, beliau berkata, †Telah bersabda RasuluLlah SAW, †Tidak lah ada shalat yang lebih memberatkan bagi orang-orang munafiq kecuali shalat Shubuh dan Isya’. Kalau saja mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada kedua shalat itu, pastilah mereka –akan mendatangi keduanya (masjid) walaupun dengan merangkak. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no 617)
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Kita teladani pula ketegasan Rasulullah SAW dalam perkara aqidah. Beliau SAW. Menolak mengakui kebenaran agama lain dan menolak pula beribadah dengan cara agama lain. Allah SWT berfirman :  Sesungguhnya diin di sisi Allah adalah Islam. (QS. Ali Imran [3] : 19) Beliau SAW juga tidak mau ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah ummat ini. Karena itu Rasulullah SAW pernah merobohkan masjid yang dibangun oleh orang-orang munafiqin yang ˆdisebut sebagai masjid Dhirar. Rasulullah SAW juga memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk membunuh Nabi palsu yang hidup pada masa itu, …Musailamah al-Kadzab. Jelas, tidak ada kompromi untuk masalah aqidah ini.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Selain itu, mari kita teladani pula ketegasan Rasulullah SAW. urusan penegakan hukum syariat. Tidak ada seorang pun yang istimewa di hadapan hukum. Tidak ada yang kebal dan boleh mempermainkan hukum. Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda,  Sesungguhnya kaum Bani Israil memiliki kebiasaan, jika mencuri salah seorang yang terhormat di kalangan mereka, maka mereka akan membiarkannya (tidak ˆmenghukumnya). Sedangkan jika yang mencuri adalah orang yang lemah maka mereka memotongnya (menghukumnya). Sungguh, jika Fathimah (binti Muhammad, puteri Rasulullah saw) mencuri niscaya aku akan potong tangannya. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya nomor 526)
Rasulullah saw menerapkan hukum Islam secara paripurna. Dalam seluruh aspek kehidupan. Baik itu politik pemerintahan, hukum jinayat (pidana) hingga hukum yang terkait dengan masalah keluarga. Karena itu jika kita ingin meneladani Rasulullah SAW berusahalah sekuat kemampuan agar tegak pula hukum Allah secara sempurna dalam kehidupan kita. Keinginan kuat agar kita berhukum dengan syariat Allah ini merupakan ˆbukti keimanan kita. Semoga dengan upaya kita yang sungguh-sungguh dalam meneladani seluruh sunnah Rasulullah SAW, dan menjadikan sunnah tersebut sebagai manhajul hayah (cara hidup) kita, Allah SWT memberikan kesuksesan dan keselamatan dalam kehidupan kita. Baik di dunia maupun di akhirat.
Jama’ah Jum’at yang Berbahagia
Semoga dengan khutbah diatas, iman kita selaku hamba Allah bisa semakin tebal dan semakin mendekatkan diri kepadaNya. Diharapkan bisa membuat kita selalu ingat semua perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Amin Yaa Robbal Alamiin.
Menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat
BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QUR’AANIL AZHIIM
WA NAFA’NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA MINAL
AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFA’ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAH AL ‘AZHIIM LII WA LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
MIN KULLI DZANBII FASTAGHFIRUUHUU
INNAHUU HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM

Duduk sebentar (tuma’ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat pelan-pelan
...............Khutbah kedua
Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah pertama semua urutan dari hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa, ayat qur’an, dan do’a untuk seluruh orang muslim/muslimat dan mu’minin/mu’minat harus dipenuhi. Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua :
ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN
THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN 
AMMA BA’DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR
Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur’an yang menyuruh bershalawat (al ahzab 56)
‘IBAADALLAAH
INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI
BI DA-AAFIATI BINAFSIHI WA TSANII
BIMALAA IKATIHIL MUSABBIHATI BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL
MU-MINUUNA MIN JANNATI
WA INSIHI FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA
‘ALAN NABII YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK
‘ALAA ‘ABDUKAA WA  RUSUULIKAA MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA ‘ALII
WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMA’IIN
WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA
WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN 
WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA
YAA ARHAMAR RAAHIMIIN
Membaca do’a
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT
INNAKAS SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD DA’WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA
DAULATAN KHILAFATAN RASYIDATAN
‘ALA MINHAJI AN-NUBUWWAH
ROBBANAA LAA TUAAKHIDZNAA
IN NASIINAA AW AKHTHO’NAA.
ROBBANAA WALAA TAHMIL ‘ALAYNAA
ISHRON KAMAA HALAMTAHUU
‘ALALLADZIINA MIN QOBLINAA.
ROBBANA WALAA TUHAMMILNAA
MAA LAA THOOQOTALANAA BIHI,
WA’FUA ‘ANNAA WAGH FIR LANAA
WAR HAMNAA ANTA MAW LAANAA
FANSHURNAA ‘ALAL QOWMIL KAAFIRIINA.
ALLAHUMMA INNA….
baca do’a yang lain dan ditutup do’a
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR
Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz harus dibaca karena pada masa itu khutbah jum’at sering digunakan untuk menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil dari surat an nahl 90)
‘IBAADALLAH  INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI
WAL IHSAAN WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI
WAL BAGHYI YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI
WA YADZKURKUM FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH                                                                         
Iqamat untuk shalat jum’at
Marilah kita berdoa, memohon kepada Allah Swt. :
 Ya Allah pelihara iman kami dan berikan kepada kami kesempatan merasakan manisnya iman dalam kehidupan ini yaitu dalam meneladani seluruh sunnah Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya, sebelum Engkau panggil kami untuk menghadap-MU.  
Ya Allah peliharakan hati dan pendengaran kami agar tidak terpedaya dari tipu daya syaithan yang merusak amal ibadah yang telah dan akan kami lakukan.
Ya Allah himpunkan kami kelak di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Engkau himpunkan kami di tempat yang mulia ini. 
 Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampunan. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.
Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik
yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
 Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kehilafan dan kekurangan.

1 komentar: