MENELADANI
RASULULLAH SAW SEUTUHNYA
Membaca
basmalah :
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
Mengucapkan salam :
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU
Adzan
Membaca hamdalah :
INNALHAMDULILLAAH,
NAHMADUHUU WA NASTA’IINUHUU
WA NASTAGHFIRUHU
WA NA’UUDZUBILLAAHI MIN
SYURUURI
‘ANFUSINAA WA MIN
SYAYYI-AATI
A’MAALINAA MAN YAHDILLAAHU
FALAA MUDHILLALAHU
WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU
Membaca syahadat :
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU WA ASYHADU ANNAA
MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU LAA NABIYYA BA’DAHU
Membaca shalawat :
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN
Membaca ayat alqur’an yang mengajak
bertaqwa kepada allah (biasanya khatib membaca ali imran ayat 102)
FA-UUSHIIKUM
WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM
A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN
WA QAALALLAHU TA’AALAA FIL QUR’AANIL KARIM
AUDZUBILLAAHIMINA SY SYAITOON NIRROJIIM …
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
WA‘ TASHIMŪ BI HABLILLĀHI JAMĪ‘AW WA LĀ TAFARRAQŪ
WADZ KURŪ NI‘MATALLĀHI ‘ALAIKUM IDZ KUΗTUM A‘DĀ-AN FA ALLAFA BAINA QULŪBIKUM FA ASHBAHTUM
BINI‘MATIHĪ IKHWĀNAN WA KUΗTUM ‘ALĀ SYAFĀ HUFRATIM MINAN NĀRI FA ANGQADZAKUM MINHĀ
KADZĀLIKA YUBAYYINULLĀHU LAKUM ĀYĀTIHĪ LA‘ALLAKUM TAHTADŪN.
Syadaqallahh...........................!
Membaca
ayat alqur’an yang lain sesuai dengan topik khutbah amma ba’du Berwasiat untuk
diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
“Mulai
berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal
muslimun atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jum’at yang
dirahmati allah”.
...............Khutbah
Pertama
Judul................................
MENELADANI
RASULULLAH SAW SEUTUHNYA
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Segala puji bagi Allah,
Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang
tak pernah
berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah
memberikan nikmat keimanan dan kesehatan kepada kita.Dialah pula yang telah
menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah tersebut, Allah SWT
telah menggerakkan hati kita untuk langkahkan kaki kita menuju masjid ini.
Sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk menunaikan kewajiban kita sebagai
seorang muslim, yaitu ‘melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah
Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah shalat
Jum’at ini.
Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad shallaLlahu alayhi wa
sallam. Semoga kecintaan kita kepada‚ beliau SAW, dapat
mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para Nabiyyin,
shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Selanjutnya, izinkanlah
khatib mengingatkan kita semua termasuk diri khotib sendiri untuk senantiasa
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena tidak ada bekal terbaik
yang dapat menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak
kecuali taqwa. Tidak ada pula derajat kemuliaan yang pantas disematkan
kepada seseorang kecuali derajat ketaqwaan†¦ Inna akramakum indaLlahi
atqakum… Dengan taqwa kepada Allah inilah kita berupaya menjalani
kehidupan sehari-hari kita.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia
Di bulan Rabi’ul Awwal
ini, masyarakat kita terbiasa memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Berbagai acara diselenggarakan untuk memeriahkan hari tersebut. Bahkan istana
Negara‚ sejak masa pemerintahan Bung Karno hingga hari ini telah rutin
menyelenggarakan acara untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Berbagai
ekspresi kecintaan diungkapkan. Berbagai nasihat untuk meneladani kehidupan
Rasulullah SAW. juga telah sering disampaikan. Namun, sudahkah berbagai
kegiatan /ajakan tersebut telah menghantarkan ummat ini untuk sungguh-sungguh
meneladani Rasulullah SAW ? Atau akhirnya, ia hanya menjadi seremoni hampa
tanpa makna.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Rasulullah SAW tidak
pernah meminta ummatnya untuk merayakan hari lahirnya. Tidak pula para sahabat
nabi, yang jelas-jelas mereka adalah kaum yang mencintai Rasulullah SAW. Akan
tetapi, upaya meneladani kehidupan Rasulullah SAW. sebagaimana yang sering
dinasihatkan dalam peringatan Maulid Nabi adalah sesuatu yang sangat penting.
Karena, sesungguhnya keimanan kita kepada Allah Ta’ala, tidak akan sempurna
sebelum kita menjadikan. Rasulullah SAW sebagai teladan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab
[33] : 21)
Dalam ayat ini Allah SWT
menjelaskan bahwa mereka yang meneladani RasuluLlah SAW adalah mereka yang
lurus Tauhidnya kepada Allah. Mereka yang selalu mengharapkan keridhaan Allah dan
balasan terbaik di kampung akhirat. Mereka yang menghiasi hari- harinya dengan
banyak mengingat Allah SWT. Bahkan dalam ayat Al- Qur’an lainnya, Allah
Ta’ala menegaskan bahwa syarat mendapatkan cinta-Nya adalah mengikuti jejak
langkah (sunnah) Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam.
Katakanlah: € Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali
Imran [3] : 31)
Untuk itu mengikuti
sunnah Rasulullah SAW adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim. Ini merupakan
konsekwensi dari syahadat kita yang kedua, wa asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW. juga merupakan jalan keselamatan
dalam kehidupan akhir zaman.
Jamaah Shalat
Jum’At Yang Semoga Dirahmati Allah.
Rasulullah
SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Irbadh ibn Sariyyah
radhiyaLlahu : Aku telah tinggalkan kalian petunjuk yang terang, malamnya
seperti siang. Tidak
ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di
antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian
wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah
para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu
dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak Habasyi.
Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan
menurutinya. †(Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunannya nomor 43,
dan Imam Ahmad dalam Musnadnya nomor 16519)
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Sesungguhnya yang
dimaksud dengan sunnah Rasulullah SAW bukanlah hal-hal tertentu saja dalam
kehidupan Rasulullah SAW. Bukanlah terbatas dalam masalah ubudiyyah (shalat, zakat,
shaum dan sejenisnya) saja.
Akan tetapi seluruh
kehidupan Rasulullah ’adalah sunnah yang harus diikuti. Karena tidak ada satu
pun ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW yang keliru. Seluruh segi kehidupan
Rasulullah SAW telah terbimbing dengan wahyu.
Dan tiadalah yang
diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm [53] : 3-4)
Bahkan dahulu para
sahabat Rasulullah SAW sangat memperhatikan dan meneladani kehidupan Rasulullah
SAW hingga sampai pada masalah-masalah yang kita anggap remeh dan sepele. ”Untuk itu
Ikhwatal Iman rahimakumullah,
kita tidak boleh
memilih-milih aspek tertentu saja dalam meneladani Rasulullah SAW. Tidak boleh
kita parsial dalam memahami dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW ini. Karena
sesungguhnya, mengamalkan sunnah Rasulullah SAW secara utuh adalah jalan agar
kita meraih jannah yang dijanjikan Allah Ta’ala.
Dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: †Setiap umatku masuk
surga selain yang enggan, †Para sahabat bertanya, †Wahai Rasulullah, lantas
siapa yang enggan? †Nabi menjawab: †Siapa yang taat …kepadaku
(mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan.
†(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya nomor 6737)
Maasyiral muslimin rahimakumullah†¦
Karena itu, marilah kita
meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah SAW. Kita meneladani
ibadah beliau SAW. Sebagai contoh misalnya, bagaimana Rasulullah SAW sangat
memperhatikan shalat lima waktu, dan berjamaah di masjid dalam melaksanakannya.
Hingga dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda : ‘Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya (Allah Ta’ala), sungguh aku
sangat ingin untuk memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar, kemudian
aku perintahkan seseorang untuk adzan, dan orang lain aku perintahkan untuk
meng-imam-kan manusia (kaum muslimin). Kemudian aku akan pergi ke rumah ‚para
lelaki yang tidak menghadiri shalat berjama’ah dan aku bakar rumah-rumah
mereka. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no 608).
Demikian marahnya Rasulullah SAW kepada para
laki-laki yang terbiasa tidak hadir shalat berjamaah di masjid, hingga
’Rasulullah berkeinginan untuk membakar rumah mereka. Karena itu jika memang
betul kita mencintai Rasulullah SAW, hendaknya kita berusahalah dengan –sungguh-sungguh
untuk shalat berjama’ah di masjid. Jangan biarkan masjid-masjid kita kosong.
Jika kita tidak bisa hadir berjama’ah di masjid pada waktu siang dan sore,
setidaknya hadirilah shalat berjama’ah di waktu shubuh. Jangan sampai muncul
benih-benih kemunafikan dalam jiwa kita karena tidak biasa hadir shalat shubuh
berjama’ah.
—Dari Abu Hurairayrah
radhiyaLlahu ‘anhu, beliau berkata, †Telah bersabda RasuluLlah SAW, â€
Tidak lah ada shalat yang lebih memberatkan bagi orang-orang munafiq kecuali
shalat Shubuh dan Isya’. Kalau saja mereka mengetahui (keutamaan) yang ada
pada kedua shalat itu, pastilah mereka –akan mendatangi keduanya (masjid)
walaupun dengan merangkak. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab
shahihnya, no 617)
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Kita teladani pula
ketegasan Rasulullah SAW dalam perkara aqidah. Beliau SAW. Menolak mengakui
kebenaran agama lain dan menolak pula beribadah dengan cara agama lain. Allah
SWT berfirman : Sesungguhnya diin di
sisi Allah adalah Islam. (QS. Ali Imran [3] : 19) Beliau SAW juga tidak mau ada
faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah ummat ini. Karena itu
Rasulullah SAW pernah merobohkan masjid yang dibangun oleh orang-orang
munafiqin yang ˆdisebut sebagai masjid Dhirar. Rasulullah SAW juga
memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk membunuh Nabi palsu yang hidup pada masa
itu, …Musailamah al-Kadzab. Jelas, tidak ada kompromi untuk masalah aqidah ini.
Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Selain itu, mari
kita teladani pula ketegasan Rasulullah SAW. urusan penegakan hukum syariat.
Tidak ada seorang pun yang istimewa di hadapan hukum. Tidak ada yang kebal dan
boleh mempermainkan hukum. Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kaum Bani Israil memiliki kebiasaan,
jika mencuri salah seorang yang terhormat di kalangan mereka, maka mereka akan
membiarkannya (tidak ˆmenghukumnya). Sedangkan jika yang mencuri adalah orang
yang lemah maka mereka memotongnya (menghukumnya). Sungguh, jika Fathimah
(binti Muhammad, puteri Rasulullah saw) mencuri niscaya aku akan potong
tangannya. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya nomor 526)
Rasulullah saw
menerapkan hukum Islam secara paripurna. Dalam seluruh aspek kehidupan. Baik
itu politik pemerintahan, hukum jinayat (pidana) hingga hukum yang terkait
dengan masalah keluarga. Karena itu jika kita ingin meneladani Rasulullah SAW
berusahalah sekuat kemampuan agar tegak pula hukum Allah secara sempurna dalam
kehidupan kita. Keinginan kuat agar kita berhukum dengan syariat Allah ini
merupakan ˆbukti keimanan kita. Semoga dengan upaya kita yang sungguh-sungguh
dalam meneladani seluruh sunnah Rasulullah SAW, dan menjadikan sunnah tersebut
sebagai manhajul hayah (cara hidup) kita, Allah SWT memberikan kesuksesan dan
keselamatan dalam kehidupan kita. Baik di dunia maupun di akhirat.
Jama’ah Jum’at yang Berbahagia
Semoga dengan khutbah
diatas, iman kita selaku hamba Allah bisa semakin tebal dan semakin mendekatkan
diri kepadaNya. Diharapkan
bisa membuat kita selalu ingat semua perintah Allah dan
menjauhi segala laranganNya.
Amin
Yaa Robbal Alamiin.
Menutup khutbah pertama dengan do’a
untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat
BARAKALLAHU
LII WA LAKUM FILL QUR’AANIL AZHIIM
WA NAFA’NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA MINAL
AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFA’ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAH AL ‘AZHIIM LII WA LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
MIN KULLI DZANBII FASTAGHFIRUUHUU
INNAHUU HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM
Duduk sebentar (tuma’ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat pelan-pelan
...............Khutbah kedua
Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah
pertama semua urutan dari hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa, ayat
qur’an, dan do’a untuk seluruh orang muslim/muslimat dan mu’minin/mu’minat
harus dipenuhi. Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua :
ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN
THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA
SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA
SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BA’DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR
Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al
qur’an yang menyuruh bershalawat (al ahzab 56)
‘IBAADALLAAH
INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI
BI DA-AAFIATI BINAFSIHI WA TSANII
BIMALAA IKATIHIL MUSABBIHATI BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL
MU-MINUUNA MIN JANNATI
WA INSIHI FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA
‘ALAN NABII YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK
‘ALAA ‘ABDUKAA WA RUSUULIKAA
MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA ‘ALII
WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMA’IIN
WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA
WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN
WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA
YAA ARHAMAR RAAHIMIIN
Membaca do’a
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT
INNAKAS SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD DA’WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA
DAULATAN KHILAFATAN RASYIDATAN
‘ALA MINHAJI AN-NUBUWWAH
ROBBANAA LAA TUAAKHIDZNAA
IN NASIINAA AW AKHTHO’NAA.
ROBBANAA WALAA
TAHMIL ‘ALAYNAA
ISHRON KAMAA
HALAMTAHUU
‘ALALLADZIINA MIN
QOBLINAA.
ROBBANA WALAA
TUHAMMILNAA
MAA LAA
THOOQOTALANAA BIHI,
WA’FUA ‘ANNAA WAGH
FIR LANAA
WAR HAMNAA ANTA MAW
LAANAA
FANSHURNAA ‘ALAL
QOWMIL KAAFIRIINA.
ALLAHUMMA INNA….
baca do’a
yang lain dan ditutup do’a
RABBANAA
AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR
Penutup
khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz harus
dibaca karena pada masa itu khutbah jum’at sering digunakan untuk menyerang
lawan politik oleh para khatib, diambil dari surat an nahl 90)
‘IBAADALLAH INNALLAAHA YA-MURUU
BIL ‘ADLI
WAL IHSAAN WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI
WAL BAGHYI YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI
WA YADZKURKUM FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH
Iqamat
untuk shalat jum’at
Marilah kita berdoa, memohon kepada Allah Swt. :
Ya Allah pelihara iman kami dan berikan kepada
kami kesempatan merasakan manisnya iman dalam kehidupan ini yaitu dalam
meneladani seluruh sunnah Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya, sebelum Engkau
panggil kami untuk menghadap-MU.
Ya Allah peliharakan hati
dan pendengaran kami agar tidak terpedaya dari tipu daya syaithan yang merusak
amal ibadah yang telah dan akan kami lakukan.
Ya Allah himpunkan kami kelak
di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin,
syuhada’, dan shalihin sebagaimana Engkau himpunkan kami di tempat yang mulia
ini.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampunan. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.
Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir
Ya Allah, ampunilah dosa
kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik
yang masih hidup maupun
yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan do’a.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan
yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari
azab neraka. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kehilafan
dan kekurangan.
Sangat bermanfaat tautannya
BalasHapus